Follow us on instagram

Sabtu, 08 April 2017

Psikologi Pendidikan : Motivasi


MOTIVASI



 Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.



f Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapi tujuan).

f  Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).



k  Perspektif tentang Motivasi

v  Perspektif Behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci  dalam menentukan motivasi murid.



v  Perspektif Humanitis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain)



v  Perspektif kognitif, menurut perspektif kognitif pemikiran murid akan memandu motivasi mereka.



v  Perspektif sosial, kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.



Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:

·         Fisiologis: lapar, haus, tidur.

·         Keamanan: bertahan hidup.

·         Cinta dan rasa memiliki: keamanan, kasih saying, dan perhatian dari orang lain.

·         Harga diri: menghargai diri sendiri

·         Aktualisasi diri: realisasi potensi diri.

·         Aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow, diberi perhatian khusus. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk menggembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia.



v Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi

Wlodkowski (dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara Ames dan Ames (Suciati, 2001) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut definisi ini, konsep diri yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan seseorang.Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar. Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:

1.      Attention (Perhatian)

Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.

2.    Relevance(Relevansi)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

3.    Confidence (Percaya diri)

 Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.

4.      Satisfaction (Kepuasan)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.

Sifat Motivasi

a.Kekuatan suatu motif

Suatu motif yang kuat tidak tentu kalu ini akan berlangsung lama, sedangkan suatu motif yang lama tidak tentu kuat.

b.      Motif yang berubah-ubah

Motif kadang-kadang menjadi tujuan-tujuan tetapi kalau sudah tercapai lalu berubah menjadi jalan ketujuan yang lain.

c.       Motivasi asli dan motivasi yang didapat



Motivasi yang asli adalah motif-motif yang di tentukan secara structural, sosial, dan alamiah dalam arti bahwa arti motif itu umum pada manusia.

d.      Motif yang alamiah

Motif-motif yang alamiah ini terdiri atas yang ditentukan secara structural: pernafasan, denyut jantung, peredaran darah, berfungsinya metabolism, dan semua perbuatan alat indrera.

e.       Motif-motif yang lebih ditimulkan oleh faktor-faktor sosial dan fisik

Ini adalah peniruan (imitasi), perasaan yang ada sebelum sesuatu terjadi, ketidaksabaran, sentiment, talent, explorasi kebasaan, daya estetis, keinginan akan status, keinginan akan kebahagiaan, dan motif-motif ini dapat merubah motivasi individu.

f.        Motif yang negative

Motif ini biasanya dihindari. Motif ini sama pentingnya dengan motif yang positif dalam menentukan tingkah laku.

0 komentar:

Posting Komentar