PENGELOLAAN KELAS
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru, dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut Weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter, pendekatan permisif dan pendekatan modifikasi tingkah laku.
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (Weber).
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini di dasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negativ yang dilakukan oleh siswa.
Sedangkan menurut Sudirman (1991:310) pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Sejalan dengan itu, Arikunto (1988:67) menyatakan pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran yang dimaksud untuk mencapai kondisi yang kondusif dan optimal sehingga dapat terlaksananya kegiatan pembelajaran seperti yang diharapkan.
Menurut Edmund dan Edmmer (1981) dalam Djiwandono (2006:264) pengelolaan kelas di definisikan sebagai berikut:
1. Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa yang tinggi karena keterlibatan belajar siswa secara aktif di kelas.
2. Tingkah laku siswa yang tidak banyak mengganggu kegiatan guru dan siswa lainnya.
3. Menggunakan waktu belajar yang efesien.
Upaya-upaya dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas, dengan berpedoman pada tiga pilar utama bagi guru dan dosen (pendidik) yang professional dalam melaksanakan tugas pembelajaran dikelas adalah: (a) menguasai materi pembelajaran, (b) professional untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa (peserta didik), dan (c) berkepribadian matang.
B. Penerapan Asas-asas Didaktik dalam Proses Pembelajaran di Kelas
Istilah didaktik berasal dari bahasa Yunani “didaskein” pengajaran: pandai mengajar. Jadi pengertian didaktik adalah sebagian dari pedagogik atau ilmu mendidik siswa siswa dan mahasiswa (peserta didik). Dengan demikian dapat diartikan bahwa didaktik merupakan ilmu mengajar yang memberi prinsip-prinsip tentang cara menyampaikan bahan atau materi pembelajaran sehingga dikuasai dan dimiliki oleh siswa dan mahasiswa (peserta didik).
Kemampuan didaktik guru didepan kelas sangat dibutuhkan, adapun dasar-dasar ilmu mendidik (didaktik) dan penerapan dalam pembelajaran kelas, sebagai berikut:
1. Asas keterlibatan belajar siswa secara aktif di kelas
Pada hakekatnya belajar merupakan wujud keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran di dalam kelas, disini menuntut dan menekan kepada seorang guru untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar dikelas. Siswa yang aktif dalam pembelajaran memiliki keseriusan dan perhatian yang tinggi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan aktif dapat berwujud, seperti: mendengarkan, menulis, membuat sesuatu, mendiskusikan. Untuk memfungsikan keaktifan ini sangat bergantung dengan keterlibatan intelektual-emosional. Jadi, yang dimaksudkan dengan siswa belajar aktif dikelas adalah dengan melibatkan keaktifan mental (intelektual-emosional) dan fisiknya.
2. Asas memberikan motivasi
Tugas seorang guru disini dituntut sebagai motivator untuk mendorong, menggerakkan supaya siswa melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk tercapainya tujuan pembelajaran dikelas. Petunjuk praktis yang perlu dilakukan oleh guru (pendidik) dalam membangkitkan motivasi siswa (peserta didik) belajar dikelas, sebagai berikut:
a. Usahakan tujuan instruksional pelajaran jelas dan menarik, karena semakin jelas tujuan pembelajaran semakin termotivasi siswa untuk belajar.
b. Guru harus antusias dalam mempelajari dan menerapkan secara optimal tugas sebagai guru.
c. Ciptakan suasana yang kondusif, sejuk dan menyenangkan.
d. Berikan penghargaan dan pujian daripada memberikan hukuman dan mencela
e. Berikan pekerjaan rumah (PR) yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
f. Berikan kejelasan dari setiap evaluasi kerja siswa.
g. Hargailah hasil pembelajaran siswa.
C. Dimensi-dimensi Pengelolaan Kelas
1. Dimensi Pencegahan
Dimensi pencegahan (preventif) dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan disekolah kita dapat menempuh berbagai usaha antara lain:
a. Meningkatkan kesadaran diri dari guru
b. Meningkatkan kesadaran siswa
c. Sikap tulus dari guru
d. Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
e. Membuat kontrak sosial
2. Dimensi tindakan
Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa dijadikan pertimbangan bagi guru atau dosen dalam melakukan tindakan adalah:
a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah
b. Do not bargain
c. Gunakan “kontrol” kerja
d. Nyatakan peraturan dan konsekuensinya.
3. Dimensi penyembuhan
Dimensi penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak sosial yang tidak jalan. Bentuk dari situasi ini seperti: siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah, siswa menolak konsekuensi, siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat, dan lain sebagainya. Adapun langkah-langkah penyembuhan dapat guru atau dosen lakukan sebagai berikut:
a. Membuat rencana
b. Menentukan waktu pertemuan
c. Pemecahan masalah/kontrak individual
d. Melakukan kegiatan tindak lanjut
D. Kondisi dan Situasi Belajar di Kelas
1. Kondisi Fisik
a. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
· Jenis kegiatan (dalam kelas/di ruang praktikum)
· Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
b. Pengaturan tempat duduk
· Berbaris
· Pengelompokan
· Setengah lingkaran
· Berbentuk lingkaran
· Individu
· Ruang kelas yang tidak normal
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa antara lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang
Penyimpanan barang hendaknya disimpan di tempat khusus yang mudah dicapai dan diatur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat digunakan.
E. Komponen-komponen Pengelolaan Kelas
Untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka unsur-unsur pengelolaan kelas meliputi dua tindakan yaitu:
1. Tndakan Preventif
Preventif yaitu upaya sedini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran.
a. Tanggap/peka, yaitu kemampuan guru merespon terhadap prilaku atau aktifitas yang dianggap akan mengganggu pembelajaran.
b. Perhatian, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.
2. Tindakan Refresif
Tindakan refresif, kemampuan guru untuk mengatasi, mencari dan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaran.
a. Modifikasi tingkah laku, yaitu bahwa tingkah laku dapat diamati
b. Pengelolaan kelompok, yaitu untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan berbagai komponen atau unsur yang terkait.
c. Diagnosis, yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang akan menjadi kekuatan bagi proses peningkatan pembelajaran.
d. Peran guru, yaitu mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya, membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata tertib kelas dan menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkahlaku yang sesuai dengan aktivitas kelas.